Tuesday, May 13, 2008

UKM Bisa Tembus ke Pasar Modern
dengan Cara House Brand


Berbagai macam usaha makanan kecil semakin menjamur saat ini. Usaha yang kebanyakan merupakan produksi rumahan mau tidak mau harus mampu bersaing untuk meraih pasarnya sendiri. Agar produk rumahan bisa sejajar pemasarannya dengan produk hasil pabrik, maka perlu strategi pasar yang cukup jitu. Sementara itu, untuk usaha biasanya mempunyai prospek sendiri-sendiri karena tentunya memiliki pangsa pasar sendiri. Namun, untuk produk home industry akan cukup sulit memasuki pangsa pasar modern di mini/supermarket. Kesulitan pada umumnya disebabkan karena besarnya biaya untuk masuk ke pasar tersebut. Prospek home industry yang identik dengan usaha kecil menengah kadang terganjal dan terjebak dengan modal. Demikian juga untuk memasarkan ke pasaran yang lebih luas dan lebih besar seperti mini/supermarket. Untuk memasuki pasaran tersebut akan dikenakan biaya kontrak atau kesepakatan yang besar. Jika diandaikan, keuntungan yang akan didapatkan dari usaha kecil menengah tersebut tidak akan mencukupi licence fee yang diserahkan pada pihak pemasar pada awal perjanjian kerja sama.

Karena itu, dibutuhkan strategi untuk bisa membawa produk curah sampai ke pasar modern seperti supermarket dan hypermart. Strategi agar produk rumahan mampu bersaing dengan produk hasil olahan pabrik bisa dilakukan dengan cara house brand. Cara yang dilakukan adalah melalui penjualan produk home industry ke pihak supermarket tertentu kemudian dipasarkan dengan kemasan dan label dari supermarket yang bersangkutan.

Dari kerja sama tersebut, bagi hasil atas penjualan bisa sebesar 40%:60%, 40% untuk pemasar, dan 60% untuk produsen. Agar pengusaha tidak mendapat return yang besar, maka perlu diperhatikan mengenai pengolahan produk dan pengemasannya sehingga produk bisa tahan lama dan tidak mudah rusak. Vendor atau pengusaha harus mampu menyuplai produk yang terbaik. Barang yang dikirim di upgrade sesuai kebutuhan pelanggan. Dengan sistem pengiriman barang yang teratur maka investasi bisa maksimal seiring pengembangan usaha kecil menengah (UKM). Nilai besarnya tanggungan kerugian telah ditentukan dalam kesepakatan awal. Kerugian atas produk ditanggung pengusaha, misalnya untuk produk yang kadaluarwarsa.

Untuk mencapai pasar modern, usaha kecil menengah memerlukan persiapan dan strategi agar produk mampu bersaing. Pertama, produk menggunakan tampilan kemasan yang menarik. Hal ini agar lebih menarik minat konsumen untuk membeli produk. Masalah rasa biasanya tidak menjadi alasan utama karena pada umumnya konsumen tertarik pertama kali pada desain kemasan. Kedua, letak dan desain rak pajangan. Letak maupun tampilan rak yang digunakan untuk memasarkan produk cukup mempengaruhi konsumen untuk mendekati. Yang tidak kalah pentingnya adalah penentuan harga satuan produk yang sebaiknya ditentukan dengan kualitas dan kemasannya. Kemasan yang dipakai pun sebisa mungkin menyesuaikan pasarnya. Untuk produk curah yang dipasarkan di pasar modern, kemasannya lebih kecil dengan harga yang lebih murah, karena sasaran konsumennya pun tidak sama dengan produk dengan kemasan pabrikan.

Masa percobaan untuk pemasaran produk baru yang dipasarkan di supermarket dilakukan selama enam bulan. Selama waktu tersebut akan dilihat hasil penjualan dan minat konsumen terhadap produk. Jika produk mendapat tanggapan baik dari masyarakat, maka akan dilakukan negosiasi ulang antara pengusaha dengan pihak supermarket/pemasar produk. Demikian juga jika produk yang dipasarkan kurang mendapat respons baik dari masyarakat, maka pihak pemasar juga akan melakukan peninjauan ulang terhadap kesepakatan awal masa percobaan. Nina

Oleh : Bambang Bhakti
CEO OSI (Outbound Synergy Indonesia) Leadership Center
Email : bambang_bhakti@teammasterindonesia.com

Peluang Usaha NO. 141THN III I 24 MARET – 06 APRIL 2008

No comments: